Kamis, 02 Mei 2013

Karena Cinta Hanyalah Menunda Sebuah Kehilangan


Membesarkan gelak tawa, menebar riuh, beradu riang, dan menganggap semuanya akan baik-baik saja, bersama kamu. Walau sebenarnya kau sangat sadar, bahwa jiwamu terlalu gusar, untuk hanya sekedar menatap senja.
Melepasmu, dengan segala keihlasan, adalah sebuah perih yang tak terbantahkan. Selalu saja membuat jiwa mendadak lumpuh, jatuh bersimpuh, dan terus terbenam dalam kepiluan yang panjang. 
Rindu ini masih menyentak, saat hati tengah membuka kenangan baru, yang terulur santun. Betapa masih melekat dalam ingatan, sepasang mata yg kerap memandang, bibir yg senantiasa terbuka & tersenym, suara dari tawamu yang membuat rindu ini seakan terobati. Sungguh, lukisan garis-garis rautmu itu, selalu saja membuat raga ini terasa ngilu, dan saat semua itu datang, aku hanya bisa mengerti satu hal, betapa cinta hanyalah menunda kehilangan.
Aku memang hanyalah seonggok manusia yang gak terlalu pantes buat kamu cintai. Aku mungkin hanyalah pantes disebut teman, kawan atau sahabat, entahlah itu. Aku juga pernah menganggapmu hanya sebatas teman, kawan dan sahabat. Tetapi anggapan itu sekarang berbeda. Ada rasa, yang sangat berbeda ketika kita bersama. Entah itu kamu menyadarinya atau tidak.

1 komentar: